Morowali, 13 Oktober 2025 – Kebakaran kembali terjadi di kawasan industri tambang Sulawesi Tengah. Kali ini, insiden menimpa PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), salah satu kawasan industri pengolahan nikel terbesar di Indonesia. Api dilaporkan membakar menara scrubber milik salah satu pabrik nikel di kompleks tersebut pada Senin dini hari (13/10), sekitar pukul 02.30 WITA.
Menurut laporan awal dari pihak manajemen IMIP, kebakaran dipicu oleh percikan api dari aktivitas pengelasan yang dilakukan di area konstruksi. Percikan tersebut mengenai terpal pelindung di sekitar menara, sehingga api dengan cepat membesar dan menjalar ke bagian atas struktur. Kondisi di lokasi yang banyak mengandung material mudah terbakar membuat api sulit dikendalikan dalam waktu singkat.
Tim tanggap darurat IMIP segera bergerak ke lokasi begitu alarm kebakaran berbunyi. Dengan menggunakan peralatan pemadam internal, petugas berhasil mengendalikan api dalam waktu sekitar 40 menit, sebelum api sempat menjalar ke area produksi lainnya.
Akibat insiden tersebut, tiga pekerja mengalami luka bakar ringan, dua di antaranya merupakan tenaga kerja asal Tiongkok, sedangkan satu lainnya adalah pekerja lokal. Ketiganya segera dievakuasi ke klinik perusahaan untuk mendapatkan perawatan medis. “Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kami tetap melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan kerja,” ujar salah satu perwakilan manajemen IMIP dalam keterangan resminya.
Pihak kepolisian bersama tim investigasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulawesi Tengah telah turun ke lapangan untuk memeriksa penyebab kebakaran secara detail. Dugaan sementara mengarah pada kelalaian dalam penerapan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat aktivitas pengelasan berlangsung.
Kepala Polres Morowali, AKBP Andi Syarifuddin, menyampaikan bahwa pihaknya telah memintai keterangan dari beberapa pekerja dan mandor di lokasi kejadian. “Kami akan memastikan apakah prosedur pengelasan dan izin kerja panas (hot work permit) sudah dijalankan sesuai standar. Jika ada unsur kelalaian, tentu akan ditindak sesuai aturan,” ujarnya.
Peristiwa ini kembali menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan di kawasan industri besar seperti IMIP, yang selama beberapa tahun terakhir kerap mengalami kecelakaan kerja, termasuk kebakaran di area smelter. Pemerintah daerah dan serikat pekerja menyerukan agar perusahaan lebih ketat dalam menerapkan protokol K3, terutama pada aktivitas berisiko tinggi seperti pengelasan dan perbaikan instalasi.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi area pabrik telah dinyatakan aman dan proses produksi di lini lain tetap berjalan normal. Pihak IMIP memastikan akan memperbaiki fasilitas yang rusak serta meninjau ulang sistem pencegahan kebakaran untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.