Batam — Maraknya kasus penipuan yang menggunakan kombinasi hipnotis dan modus digital menjadi kekhawatiran baru bagi warga Batam dan sekitarnya. Pelaku tidak hanya menggunakan teknik tradisional hipnotis tatap muka, tapi juga memanfaatkan media digital dan aplikasi pesan untuk memperdaya korban.
Menurut laporan kepolisian dan Disdukcapil Kota Batam, beberapa korban baru-baru ini dihubungi melalui telepon atau WhatsApp oleh orang yang mengaku petugas resmi. Pelaku menawarkan aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau upgrade KTP elektronik, dengan iming-iming tanpa biaya atau meminta korban menyerahkan data pribadi dengan dalih verifikasi. Namun setelah korban mengirim data atau melakukan hal yang diminta, mereka justru mengalami kerugian finansial.
Di samping itu, ada juga kasus hipnotis yang disertai manipulasi emosional secara langsung: pelaku berpura-pura menjadi dukun, menyebutkan bahwa korban akan mengalami bahaya bila tidak menuruti permintaan “doa atau persembahan,” kemudian meminta barang berharga sebagai syarat. Setelah barang diberikan, korban diminta tidak membuka paket barang tersebut sampai tenggat waktu tertentu — dan ketika diperiksa kembali, paket tersebut berisi barang tak berguna seperti tisu atau air mineral. Total kerugian korban di sejumlah kasus mencapai puluhan juta rupiah.
Pihak Disdukcapil Batam menegaskan bahwa aktivasi IKD tidak pernah dilakukan melalui panggilan telepon atau pesan pribadi dari petugas ke warga. Seluruh prosedur resmi hanya dilakukan di kantor kecamatan, kantor PTSP, atau Disdukcapil, dengan mendatangi langsung petugas. Jika ada yang mengaku petugas lewat telepon agar menyerahkan data pribadi, hal itu adalah penipuan.