JAKARTA, KAMIS, 9 OKTOBER 2025 — Nilai tukar Rupiah menunjukkan tren penguatan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini. Penguatan ini terjadi setelah Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 6,25%.
Keputusan BI untuk menahan suku bunga diambil dengan pertimbangan bahwa laju inflasi domestik masih berada dalam kisaran target yang telah ditetapkan, meskipun tekanan eksternal dari kebijakan moneter The Fed AS masih tinggi.
Faktor Stabilitas Domestik Mendorong Kepercayaan
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa langkah ini adalah upaya pre-emptive untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian global.
- Penyebab Penguatan: Stabilitas Rupiah didukung oleh dua faktor utama: neraca perdagangan Indonesia yang terus surplus selama 50 bulan berturut-turut, serta aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar obligasi dan saham domestik.
- Prediksi Inflasi: BI memproyeksikan inflasi akan tetap terkendali dalam batas 2,5% 1% hingga akhir tahun. Stabilitas harga pangan dan energi menjadi kunci utama dalam mengendalikan inflasi inti.
Meskipun Rupiah menguat, BI tetap menekankan perlunya kehati-hatian, dengan melakukan intervensi ganda (di pasar spot dan forward) jika tekanan nilai tukar kembali meningkat.