NUNUKAN, 5 November 2025 — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, memperketat kesiapsiagaan memasuki periode musim penghujan dan potensi cuaca ekstrem yang membawa ancaman banjir, tanah longsor, serta risiko Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Kesiapsiagaan ini ditandai dengan pelaksanaan Apel Gelar Pasukan Tanggap Bencana yang melibatkan personel gabungan dari berbagai unsur, menegaskan komitmen Pemkab Nunukan untuk merespons cepat setiap potensi musibah.
Tiga Ancaman Utama yang Disiagakan
Kepala BPBD Nunukan, Arief Budiman, menjelaskan bahwa berdasarkan data dan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Nunukan masih berada di bawah bayang-bayang tiga ancaman bencana utama:
- Banjir: Bencana ini kerap melanda wilayah dataran rendah, terutama di Kecamatan Sembakung, Lumbis Hulu, dan beberapa desa di Pulau Nunukan dan Sebatik. Curah hujan tinggi serta banjir kiriman dari negara tetangga (Malaysia) sering memperparah kondisi.
- Tanah Longsor: Wilayah Krayan, termasuk Krayan Tengah dan Krayan Selatan, menjadi titik rawan longsor yang sering menyebabkan akses jalan terputus dan merusak fasilitas umum. BPBD telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk perbaikan infrastruktur di lokasi longsor.
- Karhutla: Meskipun fokus pada musim hujan, Nunukan juga pernah mencatatkan kasus Karhutla pada awal tahun 2025. Kesiapsiagaan terhadap Karhutla tetap dijaga, terutama melalui sosialisasi larangan pembukaan lahan dengan cara membakar.
Penanganan Cepat dan Anggaran Siaga
Peningkatan kesiapsiagaan ini bukan tanpa alasan. Tercatat bahwa pada Mei 2025 lalu, Pemkab Nunukan sempat menetapkan Status Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor selama 14 hari akibat dampak bencana yang meluas di sembilan kecamatan.
Untuk mendukung respons cepat, BPBD Nunukan telah memastikan alokasi dana dan sumber daya:
“Setiap kejadian bencana, laporan masuk langsung ke BPBD dan kami segera turun ke lokasi. Kami telah menempatkan personel di wilayah rawan seperti Sembakung, Lumbis, dan Krayan. Pemerintah daerah juga menyiapkan anggaran Biaya Tak Terduga hingga Rp15 miliar untuk penanganan bencana berskala besar,” ujar Arief Budiman.
Selain itu, BPBD terus mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem.
- Melaporkan segera setiap tanda-tanda bencana kepada aparat desa atau BPBD.
- Menghindari pembukaan lahan dengan membakar.
Apel gelar pasukan ini berfungsi untuk memastikan seluruh perlengkapan, mulai dari perahu karet, mobil dapur umum, hingga peralatan pemadam kebakaran, berada dalam kondisi prima dan siap digunakan sewaktu-waktu untuk melindungi keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat.








